Di
zaman seperti sekarang ini, tingkat pengetahuan seseorang semakin berkembang,
tidak hanya dibidang ilmu pengetahuan seperti saintek dan soshum tetapi juga dibidang bahasa. Banyak orang
yang begitu bersemangat belajar bahasa-bahasa asing, selain bahasa inggris ada
banyak bahasa asing yang kian dipelajari di beberapa sekolah, perguruan tinggi,
dan tempat-tempat kursus. Salah satu bahasa asing yang diminati antara lain
adalah bahasa Jepang, bahasa Mandarin,
bahasa Korea dan masih banyak lagi. Mungkin belajar bahasa itu dikarenakan
bahasa-bahasa tersebut merupakan bahasa
negara-negara yang unik untuk dipelajari. Lalu bagaimana dengan bahasa Melayu
Lama? Ku pikir tak banyak yang menyukai belajar bahasa tersebut, selain karena
dianggap sulit bahasa tersebut juga dinilai kuno.
Bahasa
Melayu lama merupakan bahasa yang
berkembang di lingkungan kesultanan Malaka, bahasa ini memiliki aksara yang
sekilas seperti huruf hijaiyah dalam bahasa arab, tetapi penamaan aksaranya
adalah bahasa Jawi. Yang unik dari bahasa ini adalah penggunaan aksaranya yang
seperti bahasa Arab tapi tidak memiliki harakat dan menggunakan bahasa Melayu.
Bahasa Melayu tentunya bukan bahasa yang
asing di telinga kita, bahasanya masih dapat dengan mudah kita mengerti.
Awalnya memang agak kesulitan membaca tulisannya, tetapi ternyata belajar bahasa tersebut sangat mengasyikkan,
terutama yang memang sudah hafal dan fasih huruf hijaiyah tentunya semakin
mudah. Jika yang belum hafal atau fasih huruf hijaiyah tentunya kalian harus
mulai belajar dulu, karena memang dasarnya hanyalah aksara Jawi yang merupakan
huruf hijaiyah. Jadi, jangan ragu untuk mencoba, Melayu lama masih jauh lebih
mudah dipelajari dibandingkan dengan bahasa Jepang yang aksaranya terdiri dari tiga
kategori yakni Katakana, Hiragana, dan Kanji bahkan dengan bahasa Korea pun
masih lebih mudah Melayu lama.
Kita
semua mungkin tidak menyadari jika banyak sekali produk-produk di sekitar kita
yang menggunakan aksara Jawi, bahkan di produk-produk tertentu penggunaan
aksara Jawi sangat terlihat jelas. Itu
membuktikan bahwa eksistensi bahasa Melayu masih begitu besar di kalangan
masyarakat yang banyak tidak kita sadari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar